Kesalahan Fotografer


Kesalahan –Kesalahan Seorang Fotografer

Seorang fotografer di dunia fotografi bukanlah malaikat yang tanpa cacat. Fotografer juga tidak lepas dari kesalahan, apalagi fotografer pemula. Namun, jika kesalahan teknis fotografi tersebut terjadi berulang kali pada saat melakukan pemotretan, artinya Anda tidak bersungguh-sungguh melakukan aktifitas fotografi. Belajarlah dari kesalahan untuk sesuatu yang lebih baik.
Ketika kamera masih menggunakan film dan belum menerapkan rangkaian alat bantu elektronik, diperlukan pemahaman teori fotografi yang matang untuk bisa memotret dengan baik. Secara umum teori fotografi ini melingkupi cara kerja rana dan diafragma pada kamera Anda, pemahaman tentang panjang fokal lensa, pemahaman tentang kepekaan rekam film, serta pemahaman perihal komposisi gambar.
Perkembangan mutakhir pada era digital ternyata tak memupus kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh fotografer. Bahkan semakin banyak kesalahan baru yang timbul. Kesalahan-kesalahan baru ini akan muncul karena realitas elektronik dan digital merupakan hal baru dalam dunia fotografi.
Di masa mendatang, jika semua kesalahan sudah mampu diatasi, mungkin siapapun dapat menghasilkan foto yang bagus secara teknis.  Akan tetapi, karya fotografi bukanlah sebuah perhitungan matematika. Jadi, foto bagus atau foto buruk secara isi akan terjadi karena perihal baik dan buruk tidak bisa digantikan oleh komputer apapun.

Lalu, apa saja kesalahan-kesalahan yang sering tidak disadari oleh seorang fotografer?

Mari perhatikan hasil observasi saya berikut ini J


Motivasi yang keliru
Ini salah satu kesalahan mendasar yang banyak dilakukan oleh beberapa fotografer yang ikut nimbrung dalam dunia fotografi. Beberapa dari fotografer membuat dorongan psikologis yang keliru dalam aktivitas fotografi. Saya jelas saja terkejut akan hal ini. Banyak opini yang sampai di telinga saya tentang motivasi beberapa fotografer aktif dalam dunia fotografi.
Saat saya bertanya tentang alasan mereka menggeluti dunia fotografi, sebagian ada yang menjawab “karena kehidupan fotografer identik dengan wanita cantik”, “kalo jadi fotografer kerjanya gampang, cuma jeprat-jepret terus dapat uang”, “gue cuma ikut-ikutan tren masa kini aja kok. Kan keren tuh kemana-mana ngegantungin kamera di leher, hahaha~”, dan masih banyak motivasi lainnya yang menurut saya keliru.
Bila Anda merupakan salah satu fotografer yang pernah berkomentar seperti itu, segera perbaiki motivasi Anda untuk karya fotografi yang lebih baik. Karena dunia fotografi tidak membutuhkan jomlowan yang kerjaannya cuma pake topeng di depan wanita, fotografer yang berpikiran materialistis, atau fotografer yang cuma sekedar ikutan tren modern. Anda tidak akan berhasil menciptakan karya yang baik ketika salah memotivasi diri untuk melakukan sesuatu.


Baterai Habis

Kesalahan tertinggi berikutnya yang sering tidak disadari oleh fotografer adalah kehabisan baterai. Tingkat kesalahan ini mencapai 35,20 persen. Kamera digital memang hanya akan bekerja jika ada pasokan arus listrik yang disediakan oleh baterai, karena kamera merupakan peralatan elektronik. Dan kamera yang baik pada umumnya mempunyai baterai yang tahan lama, setidaknya bisa digunakan untuk 500 kali pemotretan.

Kesalahan karena baterai habis biasanya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1. Persiapan yang kurang matang sehingga fotografer sering lupa mengisi penuh baterai sebelum digunakan.
2. Seringnya fotografer melihat hasil foto di LCD (Liquid Crystal Display) setiap kali usai memotret karena kurang yakin dengan hasilnya.
3. Lupa tidak mematikan power kamera usai pemakaian, atau langsung dimasukkan ke dalam tas kamera.

Saya sendiri pernah melakukan hal ini. Memang terkadang kita tidak sadar akan hal yang dirasakan kurang penting ini. Kebanyakan dari fotografer terlalu banyak memfokuskan diri pada hasil fotografinya tanpa memperhitungkan hal sepele seperti kemungkinan habisnya baterai kamera. Ini terjadi beberapa bulan yang lalu ketika saya berlibur ke Manado dan berniat mencari objek foto menarik disana. Karena tidak memperhitungkan kondisi baterai, akhirnya saya melewatkan objek dan momen menarik yang terjadi dan yang tidak selalu bisa saya dapatkan. Dari penyesalan tersebut saya pun berusaha mengoreksi diri dan memperbaiki kesalahan saya ini.


Gambar kabur

Akibat Kamera yang Berguncang
Gambar kabur/blur bisa diakibatkan oleh banyak hal, salah satunya adalah karena gerakan tangan si fotografer. Menurut observasi saya, kesalahan ini mencapai 29,30 persen dari kesalahan fotografer saat melakukan aktivitas fotografi. Guncangan kamera (camera shake) adalah kesalahan yang dilakukan oleh pemakainya. Namun, kamera yang baik akan meminimalkan kesalahan ini dengan bentuknya yang ergonomis dan kecepatan rana yang lebih tinggi.
Pada era serba canggih ini, kamera banyak yang telah dilengkapi dengan fasilitas VR (Vibration Reduction)pada NIKON atau IS (Image Stabilizer) pada CANON. Fungsinya adalah untuk mengurangi gambar yang berguncang. Jika Anda ingin membeli kamera digital, pilihan kamera yang memiliki fasilitas tersebut.

Akibat Obyek yang Berguncang
Gambar kabur berikutnya mungkin saja disebabkan oleh subyek yang berguncang, dan persentasenya mencapai 22,7 persen. Kesalahan ini muncul karena pemakai salah memperkirakan kecepatan rana.
Perusahaan Panasonic telah mengatasi kesalahan ini dengan memberikan fasilitas ISO otomatis dalam kamera-kamera digital terbaru mereka. Dengan fasilitas ini maka sebuah kamera akan menaikkan setelan ISO ketika mendeteksi kemungkinan adanya guncangan. Dengan naiknya ISO, maka kecepatan rana pun ikut meningkat.


Terlambat Memotret (Time Lag)
Kesalahan lainnya dari fotografer pemula adalah terlambatnya memotret adegan akibat kelambatan reaksi dari kamera. Hal ini lazim disebut time lag, yaitu jeda antara ketika rana ditekan dan ketika kamera bereaksi. Namun kini

Salah fokus (Miss Focus)
Kealahan yang juga sering terjadi yaitu dengan presentase 16,8 persen adalah salah fokus. Kesalahan ini pada umumnya menyangkut focusing pit alias fokus lari ke bidang yang tidak tepat. Perusahaan Panasonic dan Fuji Film telah mengurangi tingkat kesalahan ini dengan meningkatkan kemampuan kamera dalam mencari fokus wajah manusia terdekat. Nama fasilitas ini adalah face detection.

Foto Terlalu Gelap (Underexposure)
Kesalahan berikut ini juga sering dilakukan oleh fotografer. Tingkat kesalahannya mencapai 19,30 persen.
Foto terlalu gelap terjadi karena kurangnya perkiraan fotografer dengan kondisi pencahayaan (lighting) di sekeliling obyek yang akan difoto. Untuk mengurangi kesalahan ini, fotografer harus menyalakan lampu flash, baik yang berada di body camera ataupun memanfaatkan bantuan external flash. Anda juga bisa mengakalinya dengan menurunkan nilai shutter speed pada kamera yang Anda gunakan. Semakin rendah nilai kecepatannya, akan semakin terang gambar yang dihasilkan. Namun hati-hati terhadap obyek yang bergerak karena akan menimbulkan gambar yang blur pada pengaturan shutter yang lambat.

“Pribadi SUKSES adalah mereka yang mau belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi.” - Christian Yohanes






:

       

Tidak ada komentar:

Karya Fotografi

Karya Fotografi
Karya Fotografer Christian Yohanes
Traffic Exchange