Susunan Angle Terbaik dalam Fotografi


Membuat Angle Terbaik

1. Angle of View

 - Di photo panorama yg diciptakan dengan stiching beberapa frame photo,  menentukan seberapa wide angle of view yang mau diciptakan yg berkaitan erat dengan akan seberapa banyak akan masuk dalam frame.
- Ciptakan angle of view yg mampu attracting people to view more in detail. 
- Mengangkat sebuah POI dalam frame panorama, makin banyak hal2 yg menarik yg bisa diikutsertakan, contoh dalam photo di atas, POI utama yg diletakan dipinggir adalah  gambar kedua orang gadis yg diambil full wide dengan menggabungkan beberapa photo format horizontal (5-7 frames)
- Based on my experience, tergantung juga dengan software yg dipakai, menggabungkan photo dengan menjaga garis2 horizontal dan vertical menjadi garis2 lurus, bisa dilakukan hingga 115°, ada beberapa software yg menawarkan features untuk kontrol lines tetap lurus sehingga angle of view bisa dipertahankan max hingga 150°, lebih dari itu maka garis2 horizontal dan vertical akan membentuk garis2 lengkung..
Gambar 1. Danau 3 Warna di Manado





2. Focal Length
Pemilihan focal length utk pengambilan foto panorama (yg akan di stitching) juga penting, walau bukan yg utama. Hindari memakai wide lens, dimana dengan memakai wide lens, image akan didominasi area yg luas di langit dan di bumi yg mungkin out of our interest (or it is).
Alasan lain dengan menggunakan wide lens, akan membuat efek distorsi yg sangat significant yg nantinya -at the end of the day- akan sulit saat post processing.
Pakai di range 24-35mm focal length would be enough, dan cukup jika ingin membuat foto panorama cityscape (high rise building, or monumen yg tinggi) atau landscape.
Gambar. 2 Panorama Danau 3 Warna


3. Overlapping dan How many Images?
Seberapa banyak bidang yg overlapping, dan berapa banyak frame yg mau di eksekusi untuk menghasilkan foto panorama yang baik, menjadi sebuah pertanyaan yg sudah dijawab di point no 1, seberapa wide panorama ingin di ciptakan, seberapa banyak objek yg akan terlibat.
Pengalaman pribadi, saya tidak terlalu memusingkan dua pertanyaan tersebutb (overlapping dan berapa images) serta hitung-hitungannya. Yang menjadi base dalam kerangka berpikir saya hanya saya ingin menangkap scene ini dan idea, plan serta seperti apa frame itu akan tercipta memandu saya utk menentukan angle dan seberapa banyak frames tsb akan diambil.

Teoritis, dalam bukunya Arnaud Frich based on pilihan focal length, orientation format (horizontal atau vertical) dan angle biasanya dibutuhkan overlapping sekitar 20%, dengan kata lain satu image akan terpakai view nya 60 % (20% terpakai sbelah kiri dan 20% kanan)
TIPS :
- make sure important area (POI) dalam frame ada di tengah2 salah satu frame photo. Hindari overlapping di daerah penting dimana POI itu berada.
- to make sure, potret 2 kali di area tsb, dengan 2 format yg berbeda. in case dibutuhkan saat post process, apalagi saat moment yg gak mungkin utk diulangi seperti saat blue hour atau golden hour.



4. White Balance/Color Temperature
Well, white balance dan light metering adalah dua hal yg paling rumit dalam photo panorama yg ingin kita stitching. Mengontrol dua hal tsb supaya terjaga utk setiap frame a bit tricky, apalagi jika kita menjumpai frame yg mempunyai dynamic range yg lebar dan kondisi pencahayaan yg tidak merata.
- jika memungkinkan, hindari menggunakan Auto WB, terutama jika menjumpai frame yg rumit pencahayaannya. Karena akan terjadi color shift yg tinggi di tiap frame yg kita ambil.
- Penting utk mengkomposisikan area yg terpenting warna nya dalam satu frame (bukan overlapping frame), sehingga sensor kamera akan mengkoreksi color di one single isolated frame, sehingga tidak ada satu frame photo yg dominan cold atau warm dibanding frame yg lain
TIPS:
- gunakan color tempature (ingat pembahasan kita di pengertian WB di thread2 yg silam?) di 6500K, kecuali cuaca yg mendung yg cenderung cold.
4500K pilihan start utk mendapatkan balance yg optimal antara twilight dan artificial light (seperti Fuji Provia tones)

Jika gak mau pusing di awal motret, bisa gunakan RAW files, dan pake modus Auto WB. Yg saat post processing di ganti Auto WB ini utk keseluruhan frame dengan WB yg berkesesuaian..


5. Exposure
Ini yg paling tersusah utk menjaga dan mengontrol exposure di tiap2 frame sehingga tidak terjadi shifting yg begitu dominan di salah satu frame nya.
Dengan pemahaman spot metering yg baik (semoga masih inget) dan pemilihan metode metering serta titik yg ingin kita meter sebagai acuan, juga menentukan exposure apa yg diambil.
Namun, ada triki utk mengakali supaya tone shifting akibat exposure yg berbeda bisa diminimalisir, (terutama di scene yg susah pencahayaannya misal saat matahari terbenam, blue hour dan golden hour)
TIPS : pilih satu frame utama yg berisi objek utama dari foto panorama kita, metering dengan tepat sehingga mendapatkan exposure yg tepat dalam satu frame tsb. Lalu jadikan frame tsb menjadi frame acuan utk pengambilan frame2 yg lain.
Metode utk mendapatkan exposure yg tepat, bisa berbagai macam, salah satunya, cari titik utama dalam POI tersebut, cari bidang yangg paling gelap dengan kompensasi dan spot metering. tangkap detailnya, pastikan tiap detail dalam POI tsb balance, gunakan histogram untuk mengecek lalu gunakan exposure tsb sebagai acuan utk frame-frame yang lain.








:

       

Tidak ada komentar:

Karya Fotografi

Karya Fotografi
Karya Fotografer Christian Yohanes
Traffic Exchange